Perkembangan Spiritualitas Posmodern dalam Konteks Gereja

Akina Dwipayana, Esther Idayanti, Daniel Runtuwene

Abstract


The postmodern mindset has succeeded in influencing all aspects of the world: art, technology, economy, politics, religion, and others. A subjective shift has occurred in people’s mindsets, resulting in a new ethical and spiritual direction. People no longer feel the need to live under an external decision, but focus on their internal preferences, including in their spiritual life. Unfortunately, not many churches are sensitive enough to prepare themselves for the dangers of postmodern spirituality. Current research on church and postmodernism often views postmodern spirituality as an independent “product” that exists outside the church. However, postmodern spirituality is not a standardized product, but a mindset capable of expressing and transforming into an unlimited number of forms inside the church.  Thus it is degrading its purity with subjective compromise. The Church may not support the development of this spirituality, however, it unconsciously allows postmodern spirituality to deconstruct the function of the Church today. This research uses literature study and observation through the media, with the aim of obtaining a specific depth of information and providing an accurate description of the theme. The results of this study describe how far the development of postmodern spirituality has occurred in the church today, and the need for the Church to innovate and adapt itself not only in its products and methods but also in its language and expressions.

 

 

Abstrak

Pengaruh pola pikir postmodern telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan masyakarat dunia, dimulai dari seni, teknologi, ekonomi, politik, agama, dan sektor-sektor lainnya. Suatu pergeseran subjektif telah terjadi dalam pola pikir manusia, sehingga menghasilkan pola kehidupan dengan etika yang baru. Manusia kini tidak lagi merasa perlu untuk hidup dibawah suatu ketetapan eksternal, melainkan lebih memilih untuk hidup berdasarkan preferensi internalnya, tak terkecuali dalam praktik spiritualitasnya. Gereja perlu peka untuk menyiapkan diri dalam menghadapi spiritualitas postmodern ini. Meski sudah cukup banyak penelitian akademis Kristen yang membahas mengenai topik terkait, namun masih memandang spiritualitas postmodern sebagai “produk” yang terdapat di luar gereja. Padahal, substansi dari pola pikir postmodern mampu melebur dengan fondasi pemikiran Kristen yang ada, mendegradasi kemurniannya dalam bentuk kompromi subjektif. Gereja mungkin tidak secara proaktif mendukung perkembangan spiritualitas ini, namun secara tidak disadari membiarkan pergeseran ini mendekonstruksi fungsi Gereja dari bentuknya yang orisinil. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan interdisipliner teologi dan sosiologi, dengan tujuan memperoleh kedalaman informasi yang spesifik serta memberikan deskripsi tema yang akurat mengenai situasi sosial yang kompleks ini. Hasil penelitian ini memberikan usulan pendekatan yang dapat dilakukan oleh gereja dalam menghadapi spiritual postmodernisme melalui upaya-upaya yang inovatif dalam menyajikan konten yang diekspresikan pembinaan jemaat.


Keywords


church; individual spirituality; postmodernism; postmodernism spirituality; gereja; posmodernisme; spiritualitas individual; spiritualitas posmodern

Full Text:

PDF

References


Abdullah, S. Dinar Annisa. “Pengembangan Moderasi Beragama Dalam Memahami Realitas Sosial Sebagai Upaya Counter Radicalism (Analisis Isi Atas Buku Langkah Kecil Menyamai Toleransi).” RAUSHAN FIKR 10, no. 3 (August 16, 2021): 141–48. https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4699.

Abidin, Achmad Zainal. “Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dalam Permendikbud No. 37 Tahun 2018.” JIRA: Jurnal Inovasi Dan Riset Akademik 2, no. 5 (May 8, 2021): 729–36. https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.135.

Abror, Mhd. “Moderasi Beragama Dalam Bingkai Toleransi.” Rusydiah: Jurnal Pemikiran Islam 1, no. 2 (December 18, 2020): 137–48. https://doi.org/10.35961/rsd.v1i2.174.

Arafah, Sitti. “Moderasi Beragama: Pengarusutamaan Kearifan Lokal Dalam Meneguhkan Kepelbagaian (Sebuah Praktik Pada Masyarakat Plural).” MIMIKRI 6, no. 1 (June 2020): 58–73.

Bejan, Teresa M. “Difference without Disagreement: Rethinking Hobbes on ‘Independency’ and Toleration.” The Review of Politics 78, no. 1 (2016): 1–25. https://doi.org/10.1017/S0034670515000856.

Chrisantina, Vita Santa. “Efektifitas Model Pembelajaran Moderasi Beragama Dengan Berbasis Multimedia Pada Peserta Didik Madrasah Ibtidaiyah.” Jurnal Edutrained : Jurnal Pendidikan Dan Pelatihan 5, no. 2 (December 20, 2021): 79–92. https://doi.org/10.37730/edutrained.v5i2.155.

Haryani, Elma. “Pendidikan Moderasi Beragama Untuk Generasi Milenia: Studi Kasus Lone Wolf” Pada Anak Di Medan.” EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan 18, no. 2 (August 30, 2020). https://doi.org/10.32729/edukasi.v18i2.710.

Heyd, David, ed. “Toleration: An Impossible Virtue?” In Toleration, 18–27. Princeton University Press, 1998. https://doi.org/10.1515/9781400822010.18.

Khalikin, Ahsanul, and Achmad Miqdad. Model dialog kerukunan umat beragama, 2019.

Knitter, Paul F. Pengantar Teologi Agama-Agama. Yogyakarta: Kanisius, 2008.

———. Satu Bumi Banyak Agama. BPK Gunung Mulia, 2003.

Magnis Suseno, Franz, Ayu Mellisa, Husni Mubarok, and Yayasan Wakaf Paramadina (Jakarta, Indonesia), eds. Agama, Keterbukaan, Dan Demokrasi: Harapan Dan Tantangan. Cetakan I. Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta: Pusat Studi Agama dan Demokrasi, Yayasan Paramadina, 2015.

Meleong, Lexy J. Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.

Murtadlo, Muhamad. “Pendidikan Moderasi Beragama: Membangun Harmoni, Memajukan Negeri.” Preprint. Open Science Framework, November 17, 2021. https://doi.org/10.31219/osf.io/3mr5s.

Rahmah, Linda Aulia, and Asep Amaludin. “Penerapan Interaksi Sosial Antar Masyarakat Melalui Moderasi Beragama Dan Sikap Toleransi Di Desa Gentasari Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.” To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat 4, no. 3 (October 14, 2021): 341. https://doi.org/10.35914/tomaega.v4i3.860.

Rahman, Khalid, and Aditia Muhammad Noor. Moderasi Beragama di Tengah Pergumulan Ideologi Ekstremisme. Universitas Brawijaya Press, 2020.

Ronda, Daniel. “Peran Kepemimpinan Kristen Membangun Dialog Antar Umat Umat Beragama.” Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik Dan Agama 2, no. 2 (November 25, 2019). https://doi.org/10.36972/jvow.v2i2.25.

Rumahuru, Yance Z. “Pendidikan Agama Inklusif Sebagai Fondasi Moderasi Beragama: Strategi Merawat Keberagaman Di Indonesia.” KURIOS 7, no. 2 (November 13, 2021). https://doi.org/10.30995/kur.v7i2.323.

Sagala, Doli Alberto. “Principles And Characters Of Religious Moderation In Christian Religious Education.” Journal DIDASKALIA 3, no. 2 (October 28, 2020): 31–37. https://doi.org/10.33856/didaskalia.v3i2.185.

Sainuddin, Ibnu Hajar. “Moderasi Beragama Dan Radikalisme Di Era Modern.” Preprint. Open Science Framework, January 4, 2021. https://doi.org/10.31219/osf.io/t36wx.

Schumann, Olah H. Agama dalam dialog: pencerahan, pendamaian, dan masa depan : punjung tulis 60 tahun Prof. Dr. Olaf Herbert Schumann. BPK Gunung Mulia, 1999.

Shanks, Torrey. “Toleration and Democratic Membership: John Locke and Michel de Montaigne on Monsters.” Political Theory 43, no. 4 (August 2015): 451–72. https://doi.org/10.1177/0090591714560376.

Siregar, Mufidatul Husna, Desti Ramadayanti, Fauzi Arif Lubis, and Muhammad Ardiansyah. “Pendidikan, Agama, Sosial Membangun Moderasi Beragama Melalui Kajian Keislaman Pada Kalangan Generasi Muda Di Desa Bandar Khalipah Dusun IX Tembung.” PKM-P 5, no. 2 (December 14, 2021): 194. https://doi.org/10.32832/pkm-p.v5i2.986.

Suasta, I Wayan. “Moderasi Beragama Dalam Keberagaman Dimasa Covid-19 ‘Pandangan Pendidikan Hindu.’” Japam (Jurnal Pendidikan Agama) 1, no. 2 (October 27, 2021): 84. https://doi.org/10.25078/japam.v1i2.2902.

Sumarto, Sumarto. “Implementasi Program Moderasi Beragama Kementerian Agama Ri.” Jurnal Pendidikan Guru 3, no. 1 (October 16, 2021). https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v3i1.294.

Sutrisno, Edy. “Aktualisasi Moderasi Beragama Di Lembaga Pendidikan.” Jurnal Bimas Islam 12, no. 2 (December 27, 2019): 323–48. https://doi.org/10.37302/jbi.v12i2.113.

Thoha, Anis Malik. Tren pluralisme agama. Jakarta: Perspektif, 2005.

Tung, Khoe Yao. Filsafat Pendidikan Kristen: Meletakkan Fondasi Dan Filosofi Pendidikan Kristen di Tengah Tantangan Filsafat Dunia. Yogyakarta: ANDI, 2013.

Voltaire. Traktat Toleransi: Toleransi. Lkis Pelangi Aksara, 2004.

Walzer, Michael. On Toleration. New Haven London: Yale University Press, 1999.

Weinata, Sairin. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan berbangsa: butir-butir pemikiran. BPK Gunung Mulia, 2002.

Yahya, Sudirman. “Slogan ‘Torang Samua Ciptaan Tuhan’ Dalam Konteks Moderasi Beragama di Kota Manado.” Dialog 43, no. 1 (June 29, 2020): 1–22. https://doi.org/10.47655/dialog.v43i1.361.

Yewangoe, A. A. Agama Dan Kerukunan. Cet. 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.




DOI: https://doi.org/10.47131/jtb.v4i2.95

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 JURNAL TERUNA BHAKTI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
Jurnal Teruna Bhaktiis licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at http://stakterunabhakti.ac.id/e-journal/index.php/teruna/.

Jurnal Teruna Bhakti telah terindeks pada situs:

  

View TB Stats